REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sejumlah warga perumahan Villa Kalisari, Jakarta Timur, menolak rencana Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang akan menerapkan sistem parkiran meter di dalam perumahan.
Wahyu, salah seorang warga menentang kebijakan tersebut. Menurutnya hal itu sangat aneh mengingat bahwa lahan yang dijadikan tempat parkir merupakan tanah miliknya. "Dari mana bayar, lah orang ini aja tanah saya, masa yang punya mesti bayar sih, "katanya
Menurutnya hal itu sangat tidak masuk diakal, ia pun mempertanyakan jika parkir meter ada di perumahan, uang nya akan masuk kemana.
Hal senada disampaikan oleh Neni, yang baru mengetahui jika ada peraturan tersebut. Ia mempertanyakan dasar penerapan parkir meter hingga masuk kedalam perumahan. Menurutnya jika di pusat perbelanjaan bisa menggunakan parkir meter tapi tidak di perumahan.
"Kita disini beli kok tanahnya, masa harus bayar lagi, dari mana asalnya, "ujarnya.
Warga di perumahan Billy Moon, Pondok Kelapa, Jakarta Timur juga menolak rencana dari Ahok. Seperti Desti ia sangat tidak setuju jika sampai parkir meter masuk kedalam perumahan khususnya ditempat ia tinggal.
Ia menyatakan jika hal itu dilakukan hanya semakin membebani masyarakat. Menurutnya jika untuk keamanan pihak perumahan sudah menyiapkan sejumlah petugas yang berjaga 24 jam.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaja Purnama ingin seluruh wilayah di Jakarta termasuk perumahan dipasangi alat meteran parkir. Seperti kawasan Kelapa Gading, Pasar Baru, Juanda, Pantai Indah Kapuk.