REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kondisi perbankan tahun depan ditengarai masih diwarnai kehati-hatian. Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan Nelson Tampubolon mengatakan ada faktor domestik dan faktor global yang perlu digarisbawahi oleh perbankan.
“Misalnya kondisi likuiditas, pertumbuhan ekonomi, serta perkembangan global antara lain moderasi di Amerika dengan kemungkinan akan dinaikkannya suku bunga the Fed,” kata Nelson, saat dihubungi, Rabu (3/12).
OJK, kata dia saat ini masih mengumpulkan dan mempelajari rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2015 mendatang baik dari sisi target pertumbuhan kredit maupun DPK. Pertengahan bulan ini baru bisa disebutkan target pasti pertumbuhan kredit maupun DPK tersebut.
Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) M Doddy Ariefyanto memperkirakan tahun depan kondisi perbankan Indonesia akan cukup banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Wacana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika mau tidak mau akan berpengaruh dengan bisnis bank di Indonesia.
Dia memperkirakan kredit tumbuh 14-15 persen, sementara DPK tumbuh12-13 persen. Selama dua tahun ini, menurut dia selisih pertumbuhan kredit dan DPK memang tidak terlalu tinggi.
Selisih yang tidak terlalu tinggi antara pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK ini menurut dia bisa berdampak pada laba bersih yang nantinya akan didapatkan bank. “Ini nggak terlalu optimal, bank kan dapat bisnis kalau mereka banyak ambil kredit,” katanya.