REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Angkatan Laut Israel menembaki kapal-kapal nelayan di lepas pantai Jalur Gaza, Rabu (3/12). "Serangan itu melukai seorang warga Palestina," kata nelayan dan para petugas medis di wilayah yang diblokade itu.
Pihak militer mengatakan, mereka tidak mengetahui tentang adanya korban yang cedera, dan mengatakan angkatan laut telah melepaskan tembakan di udara sebagai peringatan untuk tidak melebihi batas memancing yang diizinkan.
"Seorang pria muda itu dibawa ke rumah sakit dengan luka "serius","kata para petugas medis.
Menurut ketentuan delapan tahun blokade Israel terhadap wilayah Palestina, nelayan Gaza memiliki hak untuk menjaring ikan di perairan hingga enam mil laut lepas pantai.
Tetapi nelayan mengatakan tembakan-tembakan angkatan laut Israel terhadap kapal mereka dilakukan bahkan sebelum mereka mencapai batas itu.
Bulan lalu, dua nelayan terluka dan empat hilang setelah angkatan laut negara itu menembaki dua kapal di lepas pantai Gaza. Pihak militer Israel mengatakan telah menggagalkan "upaya penyelundupan" antara Gaza dan Mesir.
Sekitar 4.000 nelayan bekerja di Gaza, tetapi lebih dari setengahnya hidup di bawah garis kemiskinan.
Perairan Kota Rafah kota yang membentang di perbatasan Gaza-Mesir telah menjadi rute penyelundupan yang semakin penting sejak pasukan keamanan Mesir menghancurkan jaringan terowongan di bawah perbatasan.
Penembakan-penembakan menyoroti ketegangan-ketegangan di dan sekitar wilayah kantong yang padat dan miskin itu setelah gencatan senjata yang rapuh mengakhiri konflik berdarah 50 hari antara gerilyawan Gaza dan Israel.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa tanpa upaya bersama untuk membangun kembali Jalur Gaza yang hancur, kekerasan bisa meletus lagi, mungkin dalam beberapa bulan mendatang ini.