Kamis 04 Dec 2014 18:24 WIB

Pengusaha SPBU tak Keberatan Harga BBM Mengambang

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) tidak keberatan dengan penerapan subsidi tetap pada harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ketua Hiswana Migas Eri Purnomohadi mengatakan, pihaknya tidak bermasalah dengan penerapan subsidi tetap harga BBM bersubsidi.

''Yang utama adalah kepentingan pengusaha SPBU diperhatikan,'' kata dia kepada ROL, Kamis (4/12) sore. Menurut Eri, bisnis SPBU saat ini mengalami kelesuan.

Pasalnya, margin keuntungan berkurang karena harga BBM bersubsidi naik. Sedangkan, nilai investasi meningkat terus, upah minimum karyawan (UMK), tarif listrik naik, dan bunga peminjaman bank tinggi.

Dia menilai, penerapan subsidi tetap harga BBM bersubsidi berpengaruh terhadap bisnis SPBU. Alasannya, tarif BBM terus berubah mengikuti harga pasar. Terdapat dampak pada biaya pembelian BBM dan harga penjualannya.

Semisal, SPBU bisa mengalami kerugian ketika membeli pada saat tarif BBM tinggi dan saat menjual harganya turun. Eri mengatakan, subsidi tetap mesti mempertimbangkan adanya potensi kerugian pada biaya modal kerja akibat fluktuasi harga dan penurunan margin akibat biaya pajak yang naik pada saat harga BBM menanjak.

Dia menilai, potensi kerugian terjadi ketika membeli BBM pada saat harga tinggi dan menjual pada harga jual yang lebih rendah. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement