REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Pejabat Amerika Serikat mengatakan tidak mengetahui Alqaidah menahan seorang guru dari Afrika Selatan Pierre Korkie (56 tahun) bersama seorang jurnalis foto AS dalam operasi penyelamatannya yang gagal.
Korkie dan seorang jurnalis foto AS Luke Somers (33) berada di ruangan yang sama dan dibunuh oleh milisi Alqaidah ketika pasukan khusus AS berada sekitar 100 meter dari lokasi penyekapan. Reuters melansir, AS melakukan operasi penyelamatan sandera, Ahad (7/12) di Yaman.
"Satu orang diketahui sebagai Luke Somers. Kami tidak tahu siapa sandera kedua," ujar seorang pejabat senior AS kepada The Guardian.
Afrika Selatan mengatakan tidak ingin menyalahkan AS atas kematian Korkie. "Ini bukan saatnya saling menyalahkan. Kami bekerja bersama pemerintah AS dan pemerintah Yaman untuk memastikan insiden tragis ini selesai," ujar juru bicara kementerian luar negeri Afrika Selatan Nelson Kgwete.
Namun, partai oposisi terbesar Afrika Selatan Democratic Alliance (DA) mendesak pemerintah menuntut penjelasan dari AS terkait waktu operasi.
Menteri Luar Negeri bayangan Afrika Selatan Stevens Mokgalapa mengatakan, pemerintah Afrika Selatan harus segera berkomunikasi dengan perwakilan Amerika untuk mendapatkan penjelasan mengenai situasi yang berujung pada kematian Korkie.
Seorang perempuan, bocah 10 tahun dan pemimpin Alqaidah setempat menjadi korban di antara sedikitnya 11 orang tewas dalam operasi penyelamatan sandera yang gagal tersebut. AS mengatakan lima militan tewas dan lainnya kabur.
"Misi ini dijalankan dengan sangat baik. Misi sangat berbahaya dan rumit. Tapi seperti halnya sebuah upaya, selalu ada risiko," kata Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel.