Rabu 10 Dec 2014 22:09 WIB

Serangan Pasukan Israel Tewaskan Menteri Palestina

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Warga Gaza tengah bentrol dengan tentara Israel.
Foto: AP
Warga Gaza tengah bentrol dengan tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Ziad Abu Ein, Menteri Urusan Permukiman Palestina, tewas dalam sebuah aksi bentrokan dengan sejumlah aparat keamanan Israel. Kejadian itu berlangsung di wilayah Palestina yang dianeksasi Israel, yakni Tepi Barat, pada Rabu (10/12).

Ziad Abu Ein sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ramallah. Namun, nyawanya tidak tertolong lagi. Dilansir Aljazeera, kondisi pejabat senior Palestina itu kritis setelah menghirup terlalu banyak gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan Israel. 

Bentrokan itu berlangsung tepatnya di Desa Turmusayya, sebelah timur Ramallah, Palestina. Selain terkena serangan gas air mata, Ziad juga sempat dipukul di bagian dada oleh sejumlah aparat keamanan Israel.

Seorang saksi mata bahkan menuturkan, selama bentrokan berlangsung, tampak aparat keamanan Israel menyerang Ziad secara membabi-buta hingga akhirnya Ziad jatuh pingsan.

Sebelum terjadi bentrokan, Ziad Abu Ein sempat berorasi di hadapan pendukungnya serta sejumlah wartawan di tempat kejadian. Ziad menyerukan, pasukan Israel merupakan penjajah. Ditambahkannya pula, Israel terus berupaya menghentikan upaya Palestina dalam memeroleh haknya.

"Kita rakyat Palestina tinggal di tanah milik kita sendiri. Lalu para tentara Israel datang menyerang kita. Mereka hanyalah sekumpulan teroris yang hendak meniadakan hak-hak kita," tegas Ziad Abu Ein, sesaat sebelum serangan aparat Israel ditujukan kepadanya.

Jibril Rajoub, seorang penasihat keamanan Palestina, mengutuk keras kekejaman aparat Israel itu. Jibril menyebut tindakan mereka sebagai sebuah pembunuhan berencana terhadap Ziad Abu Ein.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, juga mengecam keras peristiwa ini. Abbas lantas menyerukan, tindakan aparat keamanan Israel itu sebagai tindakan barbar yang tidak bisa didiamkan ataupun diterima. Abbas kemudian menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan segera setelah investigasi tentang kematian Ziad selesai.

Ziad Abu Ein merupakan tokoh penting dalam bidang kependudukan dan permukiman Palestina. Selain itu, Ziad juga menduduki posisi strategis di sebuah komisi yang menentang keberadaan tembok pembatas buatan Israel. Tembok yang menjulang tidak kurang dari sembilan meter itu telah menjadikan wilayah Gaza, Palestina, sebuah penjara terbesar di dunia.

Ziad abu Ein meninggalkan empat orang anak dan seorang istri. Pemerintah Palestina secara resmi mengumumkan masa berkabung tiga hari setelah kematian tokoh senior tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement