REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Anggota Parlemen Yordania pada Rabu (10/12) menyeru pemerintah agar membatalkan kesepakatan gas yang direncanakan dengan Israel dan mencari pilihan lain untuk membeli gas alam, demikian laporan kantor berita resmi Yordania, Petra.
Selama satu sidang pada Rabu (10/12), anggota parlemen mendesak pemerintah agar melanjutkan rencana untuk membeli gas dari Qatar, kata laporan tersebut.
Namun, Perdana Menteri Yordania Abdullah Ensour mengatakan biaya pembelian gas dari Qatar dua kali lipat biaya pembelian dari Israel.
Beberapa protes meletus di Yordania selama beberapa pekan belakangan untuk menyeru pemerintah agar tidak menandatangani kesepakatan, yang dijadwalkan dilakukan pada November tapi ditunda, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Awal pekan ini, Menteri Sumber Daya Mineral dan Energi Yordania Mohammad Hamed mengatakan Perusahaan Tenaga Listrik Nasional menandatangani nota kesediaan bagi kesepakatan dengan Noble Energy guna membeli gas dari ladang Israel.
Impor tahunan Yordania rata-rata mencapai 97 persen dari kebutuhan energinya.