REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ormas Islam Hidayatullah Abdul Mannan mempertanyakan sekaligus menyatakan ketidaksetujuannya terhadap wacana revisi doa di sekolah. Apalagi dasar pertimbanganya untuk tidak menonjolkan agama tertentu.
Menurut Abdul, pemerintah telah menyalahi sistem demokrasi negara yang memiliki arti suara terbanyak adalah pemenangnya. "Jadi apa motivasi dan kepentingaannya di balik revisi ini, siapa yang mendalangi dan membisiki Kementerian?," tanya Abdullah.
Sebelumnya Prof Baedhowi juga menyampaikan, bahwa keputusan adil dan bijaksana adalah menghormati tata cara mayoritas. "Karena jelas, bahwa menghormati tata cara berdoa mayoritas itulah dinamakan toleransi dan tidak jadi masalah selama ini," ujar Baedhowi.