Ahad 14 Dec 2014 16:58 WIB

MUI: Tahun Lalu Lima Juta Kembang Api Dibakar, Inikan Sia-Sia

Rep: c14/ Red: Agung Sasongko
  Warga merayakan pergantian tahun baru pada atap gedung saat pergantian tahun di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (1/1) dini hari.   (Republika/Tahta Aidilla)
Warga merayakan pergantian tahun baru pada atap gedung saat pergantian tahun di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (1/1) dini hari. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam perlu mengisi tahun baru dengan kegiatan yang positif. Ini termasuk, mengikuti tabligh di masjid-masjid.

“Misalnya, saya apresiasi apa yang diselenggarakan Republika nanti di Masjid At-Tin (31 Desember 2014 malam),” tutur KH Tengku Zulkarnain, Ahad (14/12).

Tengku Zulkarnain melanjutkan, kaum Muslim perlu memanfaatkan hari libur 1 Januari mendatang secara islami. Misalnya, dengan beristirahat di kediaman masing-masing. Atau lebih baik lagi bila umat Islam mengapresiasi hari libur itu menjadi waktu yang tepat guna dan menjauhi sikap mubazir.

“Seperti biasanya, perayaan Tahun Baru (Masehi) diiringi pesta kembang api. Tahun kemarin, di Jakarta saja dibakar lima juta kembang api seharga lima miliar rupiah. Ini kan sia-sia,” ungkap KH Tengku Zulkarnain.

MUI sendiri, demikian KH Tengku Zulkarnain, tidak membuat fatwa terkait pelarangan perayaan Tahun Baru Masehi. Hanya saja, MUI mengimbau seluruh umat Islam Indonesia agar tidak turut merayakan momen tersebut.

Apalagi dengan nuansa hura-hura. Sebab, dalam agama Islam, kata KH Tengku Zulkarnain, pada tiap perayaan hari besar, yang diutamakan ialah sarana introspeksi diri kolektif. Sehingga, muncul perbaikan masyarakat untuk ke depannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement