REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Madura kadung muak dengan kepengurusan PSSI. Bahkan, mereka ingin revolusi tak hanya bersifat struktural dengan pengurus baru yang nantinya hanya itu-itu saja.
Menepis semua tudingan tunggangan politik dan elite, Madura ingin PSSI punya wajah baru bahkan menolak semua pengurus yang beberapa tahun lalu menjadi bagian dari dualisme kepengurusan PSSI.
"Kami ingin PSSI adalah mereka yang nonpartai, bersih, dan semata-mata murni ingin memajukan sepak bola Indonesia," kata Tirmidzi, pentolan Madura, dirigen K-Conk Mania yang juga akrab dikenal luas dengan Cak Mimit tersebut.
Sosok kharismatik di mata para suporter klub Madura itu pun merespons positif langkah Menpora yang ingin mempertemukan para suporter dalam satu kongres suporter se-Indonesia. "Kami berharap itu terlaksana secepatnya," kata Cak Mimit menambahkan.
Lembar petisi #BekukanPSSI terus meningkat signifikan. Dilaporkan hingga Ahad (21/12) sore WIB, Petisi Bekukan PSSI yang digalang sejumlah elemen masyarakat sudah tembus kebih dari 8.300 lembar. "Kami terima 8.360 lembar hingga hari ini," kata inisiator Bekukan PSSI, Sarani Pitor Pakan.
"Demi kebenaran yang ingin kita tegakkan, kami tidak memiliki tendensi apapun. Kami jauh dari kekuasaan, kami jauh dari pusat pemerintahan. Suara ini adalah kepedihan nurani kita. Ini kami buat tak lebih melaksanakan perjuangan dengan selemah-lemahnya iman".
Suara lantang sedikit haru gemetar terucap dari tanah Madura, hampir 1.000 kilometer jauh dari kantor PSSI di Senayan, Jakarta. Suara yang memastikan masyarakat Madura telah bersatu. Pencinta sepak bola Madura kompak bersuara ada sesuatu yang gagal dalam sepak bola Indonesia.
Petisi Pembekuan PSSI akhirnya jadi satu solusi yang dicetus negeri para jawara celurit. Petisi pembekuan PSSI telah disampaikan Suporter Madura Bersatu (SMB) kepada Menpora Imam Nahrawi saat berkunjung ke pulau di ujung Timur tanah Jawa, akhir pekan lalu.