Selasa 23 Dec 2014 05:45 WIB

Ron 88 Dihapus, Impor BBM Akan Meroket

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Esthi Maharani
BBM Subsidi
BBM Subsidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menilai penghapusan Ron 88 akan mengakibatkan impor bahan bakar minyak (BBM) naik menjulang. Alasannya, kilang di Indonesia mayoritas tidak memadai untuk mengolah Ron 92.

Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko mengatakan, konsumsi BBM bersubsidi jenis premium pada 2014 sekitar 30 juta kiloliter (kl). ''Impor sekitar 20 juta kl,'' kata dia kepada //Republika//, Senin (22/12) malam.

Dia menerangkan, hasil olahan kilang Pertamina hanya sekitar 10 juta kiloliter.  Alhasil, dengan peralihan ke Ron 92, pengolahan di kilang Pertamina akan semakin menipis. Artinya, produksi kilang akan semakin minim dan impor BBM akan semakin meningkat.

Selain itu, kata Suhartoko, impor Ron 92 akan membengkakkan biaya pembelian. Pasalnya, harga Ron 88 senilai 98,42 persen dari Ron 92. Apabila setahun konsumsi 30 juta kl, berarti sekitar Rp 8 triliun dana tambahan yang akan dikeluarkan.