Sabtu 10 Jan 2015 08:08 WIB

#JeSuisCharlie Jadi Tagar Paling Populer Dalam Sejarah Twitter

 Aparat keamanan Perancis menggelar operasi penangkapan tersangka penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo, di pinggiran kota Paris, Jumat (9/1).
Foto: AP/Michel Spingler
Aparat keamanan Perancis menggelar operasi penangkapan tersangka penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo, di pinggiran kota Paris, Jumat (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, #JeSuisCharlie Jadi Tagar Paling Populer Dalam Sejarah Twitter

PARIS -- Teror yang melanda Paris, Prancis beberapa hari belakangan tak hanya mengagetkan dunia, tetapi dunia maya ikut bereaksi.

Hal tersebut ditandai dengan munculnya berbagai hash tag alias tanda pagar yang digunakan nitizen. Salah satunya, #JeSuisCharlie

Dilansir dari BBC, tagar tersebut menjadi tagar paling populer dalam sejarah twitter Prancis. Tagar tersebut mencapai sekitar 3.406.772 kicauan dan diprediksi akan terus bertambah.

Sebelumnya, seorang polisi yang tewas dalam penembakan kantor majalah mingguan Charlie Hebdo menarik perhatian netizen media sosial setelah media setempat melaporkan dia seorang polisi Muslim.

Seperti diberitakan ABC News, Kamis (8/1), mengutip dari surat kabar Le Figaro, Ahmed Merabet (41 tahun) bertugas di kantor polisi di pemerintah daerah ke 11 di Paris. Juru bicara Departemen Polisi Paris mengatakan Merabet menjadi polisi sedikitnya selama tiga tahun.

Dia menolak memberi informasi lebih lanjut atas permintaan keluarga Merabet. Banyak pengguna media sosial mengunakan tanda pagar (tanda pagar) #JeSuisAhmed yang berarti "Saya Ahmed" untuk menunjukkan dukungan mereka kepada polisi tersebut.

Sebagian besar pengguna menggarisbawahi tindakan Merabet yang melindungi majalah Charlie Hebdo dengan nyawanya. Padahal majalah tersebut memuat kartun Nabi Muhammad SAW.

Sebelumnya, tagar #JeSuisCharlie muncul tidak lama usai insiden penembakan. Juru bicara serikat polisi Perancis Rocco Contento mengatakan kepada New York Times keluarga Merabet berasal dari Afrika Utara sebelum beremigrasi ke Paris. Dia tidak tahu apakah Merabet masih menjalankan agamanya.

Merabet menjadi korban terakhir penembakan. Dia ditembak dari jarak dekat meski telah mengangkat tangan tanda menyerah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement