Sabtu 10 Jan 2015 12:12 WIB

Menanti Hadirnya Raja Asia

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Didi Purwadi
Gelandang Timnas Australia, Mile Jedinak (tengah), melakukan selebrasi bersama rekan setimnya usai menjebol gawang Belanda dari titik penalti di laga Grup B Piala Dunia 2014 di Stadion Beira Rio, Porto Alegre, Rabu (18/6).
Foto: Reuters/Stefano Rellandini
Gelandang Timnas Australia, Mile Jedinak (tengah), melakukan selebrasi bersama rekan setimnya usai menjebol gawang Belanda dari titik penalti di laga Grup B Piala Dunia 2014 di Stadion Beira Rio, Porto Alegre, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Meski tidak semegah Piala Dunia dan Piala Eropa, gelaran Piala Asia 2015 tetap ditunggu publik dunia. Pasalnya, sejumlah tim di Asia telah memiliki perkembangan sepak bola yang signifikan.

Mulai dari Jepang, Iran, dan Arab Saudi yang kerap dianggap berbahaya oleh tim Eropa dan Amerika Selatan, hingga Korea Selatan yang mengejutkan mampu masuk ke semifinal di Piala Dunia 2002, setelah sebelumnya mengalahkan Italia dan Spanyol. Para pemainnya Asia pun kerap menjadi andalan di klubnya masing-masing.

Seperti, Keisuke Honda yang telah dipercaya pelatih AC Milan, Filippo Inzaghi sebagai 'juru gedor' utama atau Shinji Kagawa yang menjadi pilar utama Borussia Dortmund. Ada juga Son Heung-min dari Korea Selatan yang membuat takjub pedukung Bayer Leverkusen, Tim Cahill dari Australia, Mehrdad Pooladi dari Iran, serta Nasser Al Shamrani dari Arab Saudi.

Seluruhnya berkumpul menanti pembukaan Piala Asia 2015 yang jatuh pada 9 Januari 2015 dengan diawali pertandingan tuan rumah Australia yang sukses melumat Kuwait 4-1 di Stadion AAMI Park, Melbourne. Jepang dan Australia tetap dianggap sebagai tim terkuat peraih gelar. Jepang yang dianggap memiliki perkembangan sepak bola yang luar bisa dan sebagai kampiun empat kali Piala Asia disebut menjadi rival utama Australia.

Bagaimana dengan persiapan Australia?. Dilansir dari laman The Guardian, pelatih Ange Postecoglou mengakui kecemasan merambah di tubuh tim ketika semakin dekatnya jadwal turnamen. ''Ini turnamen besar. Mungkin karena semakin dekat, kami semakin merasakan tekanan dan kecemasan. Tapi, kami harus tetap tenang menghadapi ini,'' kata Postecoglou.

Para pemain telah diberi wacana untuk tetap yakin meraih gelar tersebut mengingat posisi Australia sebagai tuan rumah. Postecoglou meminta pemain untuk tetap fokus dan menikmati detik-detik pertandingan awal melawan Kuwait.

Pelatih kelahiran Yunani ini menjelaskan sebagian besar pemain sudah memiliki jam terbang bermain di Piala Dunia 2014, Brasil. Meski mendapatkan hasil buruk, Piala Dunia 2014 menjadi catatan pembenahan di setiap lini Socceroos.

''Piala Dunia 2014 menjadi pengalaman buat kami dari pemain hingga staf. Saya melihat banyak sekali perubahan di tim ini menjadi lebih baik. Saya optimistis,'' kata dia.

Mengenai strategi, Postecoglou telah menyiasatinya. Ia dengan tegas melarang para penyerangnya untuk bermain ortodok. Penyerang harus mampu mengeksplorasi kemampuan dan tidak bermain dengan posisi tradisional laiknya seorang penyerang.

''Saya ingin para penyerang keluar dari posisinya untuk lebih menekan dan bermain lebih melebar. Ini adalah strategi yang kami kembangkan sejak Piala Dunia 2014,'' ujarnya melalui ABC.

Postecoglou ingin penyerang memiliki fleksibilitas dalam bermain. Tidak ada striker murni yang hanya menunggu bola dari pemain lain. Penyerang juga diharuskan mencari bola bahkan bermain di posisi yang bukan posisi penyerang. ''Saya ingin perubahan serangan yang cepat dan perubahan posisi yang baik,'' kata dia.

23 pemain yang ditarik Postecoglou masuk ke timnas disebut berada dalam kondisi siap tempur. Gelandang Australia, Mark Bresciano, mengamini argumen Postecoglou yang menegaskan kondisi siap tempur timnya. Namun, mantan pemain Lazio ini meminta kepada rekannya untuk waspada dengan serangan balik tim-tim Asia yang terkenal sangat cepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement