REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad mengatakan salah satu kelemahan negara di ASEAN khususnya yang penduduknya mayoritas Islam dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah masyarakatnya mengganggap MEA itu hanya bersifat kenegaraan.
Padahal, kata dia, di Medan, Sabtu, masyarakat atau umat Islam bisa berperan dan mengambil manfaat lebih besar dalam MEA itu.
Selain karena penduduk Islamnya lebih banyak, juga karena Islam adalah agama atau pintu segala zaman sehingga bisa sesuai dan mengikuti perkembangan dunia.
Mahathir berbicara pada Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang digelar Harian Waspada dalam kaitan memperingati HUT harian itu yang ke-68 .
Acara yang dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho itu dihadiri berbagai kalangan mulai dari kalangan pengusaha, akademisi dan pejabat eksekutif serta legislatif.
Menurut Mahathir yang berbicara soal Kesiapan Umat Islam Menyongsong MEA, kesalahan berfikir itu dimana MEA hanya bersifat kenegaraan harus segera diperbaiki.
Umat Islam harus bergegas mengambil kesempatan untuk memanfaatkan peluang MEA yang besar itu.
Dia memberi contoh, makanan yang berbau Islam atau halal seperti makanan padang bisa di "franchise" kan.
Dewasa ini masih hanya makanan Amerika yang banyak di "franchise"kan sehingga menjadi usaha besar.
Kemudian, potensi yang bisa dikembangkan lainnya adalah perbankan.
Menurut Mahathir, dewasa ini, sistem perbankan Islam, meski sudah diakui bahkan oleh non muslim tetapi belum bisa berkembang.
Dia menegaskan, banyak uang bisa dikelola untuk kepentingan perekonomian dan kepentingan masyarakat luas seperti Tabungan Haji.
Mahathir mengaku di Malaysia Tabungan Haji sudah dikelola dan sebaiknya kebijakan itu juga bisa dilakukan negara ASEAN lainnya sehingga juga menjadi kekuatan yang lebih besar.
Meski ada kekurangan, kata Mahathir, MEA tidaklah suatu hal yang perlu dikhawatirkan masyarakat dan negara di ASEAN, tetapi justru harus menjadi kekuatan baru dan besar.
Sementara itu Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho meyakini masyarakat dan provinsi Sumut siap menghadapi persaingan di MEA.
Sumut, kata dia, dengan berbagai keunggulan termasuk letaknya yang strategis dinilai mampu bersaing di era MEA.