Senin 12 Jan 2015 20:14 WIB

Usai Penyerangan Charlie Hebdo, Prancis Siagakan 10 Ribu Tentara

Rep: Lida Puspaningtyas/c84/ Red: Agung Sasongko
Masyarakat demo mendukung Charlie Hebdo.
Foto: Wired.
Masyarakat demo mendukung Charlie Hebdo.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sekitar 10 ribu pasukan keamanan akan berlalu lalang di Paris, demi peningkatan keselamatan selepas serangan teror yang menimpa Charlie Hebdo, Senin (12/1). Ribuan polisi juga akan diterjunkan untuk melindungi sekolah-sekolah Yahudi.

Dikutip BBC, Menteri Pertahanan Jean Yves Le Drian mengatakan pasukan akan dikerahkan mulai Selasa di area-area rawan. Keputusan muncul usai pertemuan kabinet membahas keamanan Prancis.

Le Drian mengatakan menempatan pasukan menunjukan mobilisasi terbesar dalam sejarah Prancis. Hal tersebut, menurutnya diperlukan untuk menanggulangi ancaman. Apalagi pihak berwenang masih memburu kemungkinan kaki tangan tiga orang bersenjata yang melakukan penembakan terhadap kantor majalah satir tersebut.

Menteri Dalam Negeri Bernard Cazaneuve mengumumkan sekitar 5.000 anggota pasukan keamanan akan dikirim untuk melindungi 717 sekolah Yahudi Prancis. Hari ini, sekitar 3,7 juta orang turut serta dalam pawai di Place de la Republique.

Menurut analis BBC di Paris, Hugh Schofield, pertemuan membahas keamanan adalah peluang untuk Presiden Francois Hollande untuk berperan dalam investigasi. Pembahasan juga menyangkut langkah Prancis untuk melawan jihadis.

''Ada pembicaraan tentang kemungkinan program French Patriot Act- seperti program AS pasca peristiwa 9/11,'' kata Schofield. Namun menurutnya kabinet kurang berminat mengubah hukum anti teror. Kabinet kemungkinan meningkatkan layanan intelegen dan melawan masalah radikalisme yang meningkat di penjara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement