REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Mandiri menjalin kerjasama dengan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, JP Morgan Chase Bank dan Hongkong Shanghai Bank & Corp (HSBC) untuk memperkuat pasar keuangan. Khususnya melalui pemanfaatan layanan transaksi repurchase (repo)/reverse.
Kerjasama dengan bank asing ini merupakan yang pertama kali di perbankan dimana bank asing menggunakan Mini Master Repo Agreement (MRA) sebagai kontrak standar dalam bertransaksi. Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin menjelaskan, melalui kerjasama ini, perseroan berharap dapat mendukung perbankan nasional.
Dalam mengoptimalkan transaksi repo/reverse repo sebagai salah satu alternatif pendanaan maupun pemanfaatan ekses likuiditas.Ia menjelaskan kerjasama ini sangat menguntungkan industri perbankan, termasuk bank-bank asing, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan.
Khususnya jangka pendek serta membantu mengurangi risiko likuiditas. Oleh karena itu, ia berharap dapat mengajak bank-bank lain melakukan kerjasama Mini MRA ini.
Implementasi Mini MRA dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan kontrak standar dalam transaksi repo/reverse repo antar bank. Hal itu dilakukan untuk mempermudah dan meminimalkan potensi resiko dari pelaksanaan transaksi repo/reverse repo antar bank.
Menurutnya, kehadiran alternatif pendanaan ini akan semakin memperdalam pasar uang antar bank di Tanah Air sekaligus memberikan fleksibilitas yang lebih baik bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas serta memperkuat daya tahan terhadap gejolak di perbankan.
Terkait hal tersebut, hingga akhir tahun lalu, Bank Mandiri telah menjalin kerjasama Mini MRA dengan 60 bank dengan volume transaksi yang dibukukan mencapai Rp 32 triliun selama 2014. Volume transaksi Repo meningkat dari volume tahun 2013 yang sebesar Rp 24 triliun.
”Lonjakan transaksi tersebut terutama didorong oleh kerjasama Mini MRA yang dijalin dengan BPD, bank umum nasional dan bank campuran”, jelas Budi.