REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– Peristiwa penembakan sekaligus pembunuhan yang terjadi di Kantor Charlie Hebdo Perancis telah mengguncang umat Islam di dunia termasuk Indonesia. Peristiwa ini tentu saja memperoleh banyak tanggapan, salah satunya, ormas Muhammadiyah Indonesia.
Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Anwar Abbas menilai peristiwa ini tidak lepas dari sikap dan tindakan para pekerja Charlie Hebdo. “Kalau tidak mau disakiti, maka jangan menyakiti,” tegas Anwar kepada ROL, Kamis (15/1).
Menurutnya, kata-kata itu pantas disandangkan kepada para pekerja Charlie Hebdo. Oleh karena itu, jika Charlie Hebdo disakiti orang, maka hendaknya mereka melakukan evaluasi diri. Menurut Anwar, mereka juga harus mencari dan menemukan hal yang telah mereka lakukan di masa lalu.
Charlie Hebdo, lanjutnya, memang telah meremehkan ajaran agama Isla. Mereka juga telah mengejek serta menghina orang yang dianggap suci oleh umat Islam. Maka Anwar secara tegas menganggap Charlie Hebdo sebagai pihak yang salah.
Anwar menjelaskan, kesalahan Charlie Hebdo itu ada dalam memahami maksud dari kebebasan dan sejauhmana kebebasan itu boleh dipergunakan. Menurutnya, Charlie hebdo sudah memperlakukan kebebasan itu secara absolut.
"Ini jelas merupakan perbuatan yang tidak terpuji karena masing-masing orang juga berhak untuk dihormati, baik agama maupun keyakinannya,” jelas Anwar.