REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menduga kartunis majalah satir Charlie Hebdo adalah seorang ateis. Sebab, jika bukan ateis, kata Erdogan, para kartunis Charlie Hebdo akan menghormati yang sakral bagi agama Islam.
"Jika tidak, (gambar sampul Charlie Hebdo) itu berarti itu adalah provokasi, yang dapat diberikan sanksi hukuman," katanya saat pertemuan dengan pengusaha di Ankara, Turki, Jumat (16/1) seperti dikutip dari laman Al Jazeera.
Erdogan melanjutkan, "Apa yang mereka lakukan adalah menghasut kebencian, rasisme."
Edisi pertama majalah ini pascaserangan oleh kelompok bersenjata pekan lalu menampilkan gambar Nabi Muhammad saw menangis di sampul depannya. Gambar di sampul Charlie Hebdo ini sontak kembali memicu kontroversi dan protes dari kalangan Muslim.
Sebanyak 17 orang, termasuk wartawan dan polisi, tewas dalam serangan di kantor Charlie Hebdo di Paris, Prancis pekan lalu.