REPUBLIKA.CO.ID, GALICIA -- Jauh-jauh hari sebelum Atletico Madrid mendobrak duopoli Real Madrid dan Barcelona di kancah La Liga juara musim lalu, terdapat sejumlah klub yang sukses mengakhiri dominasi Madrid dan Barca dalam kurun waktu dua dekade terakhir.
Salah satu klub yang patut dikenang lantaran sepak terjangnya adalah Real Club Deportivo de La Coruna alias Deportivo La Coruna. Deportivo merontokkan dominasi Madrid dan Barca pada musim 1999-2000.
Di bawah asuhan pelatih Javier Irureta, Super Depor keluar menjadi jawara La Liga dengan keunggulan lima angka atas Barcelona dan Valencia. Titel pertama bagi klub yang sejak berdiri 2 Maret 1906. Kesuksesan Deportivo semasa itu, tak melulu disebabkan tangan dingin Irureta.
Sejumlah nama semisal Diego Tristan, Djalminha, Fran, Roy Makaay hingga Mauro Silva, merupakan pilar-pilar di balik keberhasilan Brancoazuis, julukan lain Deportivo. Namun tak dinyana, semua pencapaian Super Depor seolah sirna tak berbekas hanya dalam kurun waktu sepuluh tahun. Terhitung mulai musim 2010/2011, Deportivo menjadi klub yang akrab bolak balik dari La Liga ke Segunda Division.
Pada musim tersebut, di bawah asuhan Miguel Lotina, Brancoazuis terdegradasi lantaran hanya menempati urutan ke 18. Sempat promosi pada musim 2012/2013, Deportivo kembali terjerembab ke lembah Segunda Division semusim berikut. Namun, tidak untuk waktu yang lama sebab per awal musim ini, Super Depor kembali promosi karena sukses menempati urutan kedua Segunda Division.
Mengarungi musim ini, sudah barang tentu, degradasi menjadi sesuatu nan haram dan harus dihindari segenap elemen klub. Pelatih Super Depor, Victor Fernandez, menyadari hal tersebut. "Kami harus terus bekerja keras dan berkembang sebagai sebuah tim," ujar Fernandez dilansir Inside Spanish Football.
Sampai pekan ke 18, Deportivo berada di peringkat ke 15 klasemen berbekal koleksi 17 poin. Unggul sebiji angka atas Levante yang berada di peringkat ke 18 alias batas atas zona merah. Di sisi lain, selisih poin dengan penghuni peringkat kesepuluh yaitu Espanyol, tidaklah signifikan, hanya tiga poin.
Sebagai implementasi dari tekad sang pelatih, para penggawa Brancoazuis harus membuktikan hasil jerih payah di sesi latihan dengan raihan positif kala menjamu Barcelona dalam lanjutan La Liga 2014/2015 di Stadion Riazor, Senin (19/1) dini hari WIB.
Di atas kertas, kemenangan atas Blaugrana, bukan tidak mungkin digapai. Keberhasilan Celta Vigo mengalahkan Barcelona di Nou Camp, November silam, menjadi bukti bahwa El Barca bukannya tidak bisa dikalahkan oleh tim-tim papan bawah.
Dalam laga nanti, Fernandez akan memainkan pemain barunya Oriol Riera sejak awal. Ketika menghadapi Levante pekan lalu, Riera yang datang dari klub asal Inggris, Wigan Athletic, baru bermain pada babak kedua. "Dia adalah pemain yang saya senangi. Saya pikir, dia menawarkan kualitas tambahan bagi tim," ujar Fernandez.