REPUBLIKA.CO.ID, QUNEITRA -- Serangan udara Israel yang menembakan dua roketnya dilaporkan telah menewaskan enam anggota Hizbullah di wilayah Golan Heights, di Provinsi Quneitra pada Ahad (18/1). Salah satu dari korban tewas adalah Jihad Moughniyah, dan komandan lapangan Hizbullah, Mohamad Issa.
Moughniyah merupakan anak dari pemimpin militer Hizbullah Imad Moughniyah yang tewas pada 2008. Ia baru-baru ini ditunjuk sebagai komandan pejuang Hizbullah di wilayah Golan Heights.
Serangan terjadi saat Jihad Moughniyah dan komandan lapangan Hizbullah, Mohamad Issa, yang dikenal sebagai Abu Issa, tengah melewati Golan Heights. Daerah itu merupakan perbatasan Suriah dan Israel.
Serangan ini terjadi setelah pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mengeluarkan peringatan akan menyerang Israel setelah negara tersebut menyerang Suriah. Nasrallah bahkan menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan amunisi dan senjata termasuk misil panjang yang bisa menghantam setiap sudut Israel.
Hizbullah, kata dia, saat ini telah jauh lebih kuat dari sebelumnya. Hizbullah yang didukung oleh Iran sendiri telah terlibat perang selama 34 hari dengan Israel pada 2006, dan mendukung pasukan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Militer Israel menolak berkomentar, tetapi sumber keamanan Israel mengkonfirmasikan bahwa militer Israel telah melakukan serangan tersebut. Nabil Boumonsef, seorang kolumnis di Surat Kabar Lebanon, an-Nahar meyakini serangan tersebut sebagai respon atas pernyataan Nasrallah.
"Membunuh anak Moughniyah sangat berbahaya. Saya tidak berpikir bahwa kelompok tersebut akan berdiam diri," kata Boumonsef.
Sementara itu, pasukan penjaga perdamaian PBB mengintensifkan patroli mereka di perbatasan Lebanon dan Israel pada Ahad (18/1) malam waktu setempat.