Sabtu 24 Jan 2015 21:32 WIB
Penangkapan Bambang Widjojanto

Save KPK: 100 Hari Jokowi Memimpin, Masalah Semakin Kacau

Rep: cr02/ Red: Mansyur Faqih
 Piuluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Melawan Korupsi mengenakan topeng berwajah Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto saat menggelar aksi di depan Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (24/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Piuluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Melawan Korupsi mengenakan topeng berwajah Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto saat menggelar aksi di depan Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (24/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa Koalisi Masyarakat Sipil dan Gerakan Masyarakat Anti Korupsi memberikan kritik terhadap sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak tegas dalam kisruh KPK dengan Polri.

Sejak siang hingga sore ini, massa Save KPK masih bertahan di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/1). Mereka melakukan orasi dengan meneriakan "Save KPK" untuk mendukung KPK dari pelemahan yang dilakukan oleh Polri. 

Massa juga mengkritik sikap Jokowi yang dinilai sangat lamban dan tidak tegas untuk mengambil tindakan atas kasus Budi Gunawan (BG). Mereka juga menilai Jokowi tidak tegas untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi antara KPK dengan Polri.

"Hampir 100 hari Jokowi memimpin Indonesia, permasahan di sini semakin kacau, mulai BBM hingga korupsi, bagaimana masa depan Indonesia lima tahun mendatang?" kata salah satu massa gerakan masyarakat anti korupsi di Gedung KPK, Jakarta Selatan. 

Dalam aksinya kali ini, massa menuntut Jokowi untuk dengan tegas menyelesaikan masalah antara KPK dan Polri. Mereka juga menuntut agar Jokowi melakukan pembatalan untuk mencalonkan BG sebagai kapolri dan segera mencari penggantinya yang memiliki integritas dan tidak memiliki tindak pidana hukum. 

Massa terus meneriaki "Save KPK" di Gedung KPK. Mereka mengatakan akan bertahan untuk terus memberikan dukungannya kepada KPK. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement