REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pertandingan melawan Korea Selatan tentu di semifinal Piala Asia 2015, Senin (26/1), bukanlah hal yang mudah bagi skuad timnas Irak. Korea Selatan sudah diakui di kancah internasional karena sering lolos ke Piala Dunia dalam satu dekade ke belakang. Sementara, Irak pada tahun lalu tidak berhasil lolos ke Piala Dunia 2014 Brasil.
Apalagi, di Piala Dunia 2002 di mana Korea Selatan dan Jepang sebagai tuan rumah, Korsel berhasil lolos ke semifinal setelah menaklukkan Italia di perempat final. Dari situlah, Korsel mulai diakui oleh seluruh dunia.
Kini, Irak datang sebagai penantang. Meski timnya sempat menjuarai Piala Asia pada 2007 lalu, pelatih Radhi Shenaishil Swadi tetap mengakui Korsel adalah tim yang tangguh.
Berbekal pengalaman di Piala Dunia, Korsel sedari awal sudah diunggulkan menjadi kandidat juara. "Saya pikir Korsel juga menghormati kami. Ada banyak hal positif dalam laga di antara kami nanti," ujar Radhi, seperti dilansir dari Stuff, Sabtu (24/1).
Namun, Swadi sedikit kecewa karena timnya memperoleh waktu pemulihan lebih sedikit ketimbang Korsel. "Fokus kami sekarang adalah pemulihan para pemain, itulah yang terpenting," kata dia.
Sementara bek Irak, Dhurgham Ismail, merasa optimistis timnya tampil maksimal pada laga yang akan digelar pada Selasa (26/1) di Sydney itu. Krisis politik yang kerap hinggap di negaranya, akan menjadi semangat tersendiri bagi para pemain Irak.
"Kami melalui banyak masalah di negara kami dan laga berikutnya sangat penting karena bisa membawa kebahagiaan kepada warga di negara kami," kata Dhurgham.
Irak pernah bertemu Korsel pada semifinal Piala Asia 2007. Saat itu, pertandingan berakhir dengan skor kaca mata sehingga harus dilanjutkan dengan babak adu penalti. Dalam drama adu penalti itu, Irak mampu memupus harapan Korsel untuk bisa lolos ke final.
Selain itu, pertemuan terakhir antara Irak dan Korsel juga terjadi pada laga persahabatan 28 Maret 2009 lalu. Saat itu Korsel mampu menaklukan Irak dengan skor 2-1.