REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Puluhan warga Gaza turun ke jalan menyuarakan protesnya kepada PBB yang menangguhkan bantuan kepada mereka karena alasan kurangnya dana. Aksi yang awalnya berjalan damai kemudian berujung ricuh antara demonstran dengan aparat kepolisian.
Sebelumnya, pada Selasa (27/1) Badan Bantuan PBB dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan menangguhkan subsidi untuk memperbaiki rumah yang telah diterima oleh puluhan ribu warga Gaza.
Menurut surat kabar Haaretz, keputusan itu diambil lantaran kurangnya dana, dimana UNRWA hanya menerima 135 juta dollar Amerika dari 720 juta dollar Amerika yang oleh donor. Padahal, bantuan keuangan itu sangat diperlukan warga Palestina untuk kembali membangun rumahnya yang hancur oleh serangan Israel pada 2014.
Tercatat, sekitar 96 ribu rumah hancur selama konflik 2014. Untuk saat ini, UNRWA memberikan bantuan kepada 66 ribu keluarga untuk memperbaiki rumah mereka atau mencari alternatif tempat tinggal sementara.
Direktur Operasi Gaza untuk UNRWA, Robert Turner mengatakan hingga saat ini, sekitar 20 ribu orang masih tinggal di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.
Pada Juli 2014, Israel melancarkan operasi militer di Gaza menargetkan gerakan Hamas, menuduh mereka membunuh tiga remaja Israel. Operasi Pelindung Edge, yang diluncurkan Israel pada 7 Juli, mengakibatkan kematian lebih dari 2.100 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan 71 orang Israel, menurut perkiraan PBB. Sebagian besar infrastruktur lokal dihancurkan dalam operasi tersebut.