REPUBLIKA.CO.ID, NAPLES -- Bagi pelatih Inter Milan Roberto Mancini, Coppa Italia bukan kompetisi yang asing. Entah sebagai pemain ataupun pelatih, Mancini kerap kali menjadi jawara.
"Coppa Italia masih merupakan trofi penting. Oleh tim-tim tertentu, Coppa cenderung diremehkan karena ada turnamen lain yang lebih penting. Tapi, pada akhirnya, Coppa tetaplah sebuah trofi dan memenangkannya selalu menyenangkan," kata Mancini kepada Inter Channel, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan, sebagai pemain, Mancio, sapaan akrab Mancini, memenangkan Coppa Italia sebanyak enam kali. Perinciannya, empat kali bersama Sampdoria (musim 1984/1985, 1987/1988, 1988/1989 dan 1993/1994) dan dua kali bersama Lazio (1997/1998 dan 1999/2000).
Sementara, sebagai pelatih, pria 50 tahun ini mengantar tim asuhannya menjadi jawara pada empat kesempatan berbeda. Masing-masing bersama Fiorentina (2000/2001), Lazio (2003/2004) dan Inter (2004/2005, 2005/2006).
Menilik catatan tersebut, boleh dibilang Mancini memiliki tradisi mumpuni dengan kompetisi yang pada tahun ini dikenal dengan nama TIM Cup itu. Kini, perjalanan Mancini bersama Inter, klub yang kembali ditangani sejak 15 november 2014, telah menginjak fase delapan besar.
Itu artinya, kans untuk meraih gelar ke 11 (sebagai pemain maupun pelatih) semakin dekat. Namun, perjuangan Mancini bersama La Beneamata tidak akan mudah. Sebab, dalam laga perempat final yang akan dihelat di Stadio San Paolo, Naples, Inter akan menghadapi tantangan dari juara bertahan Napoli, Kamis (5/2) dini hari WIB.
Situasi Inter jelang laga tidak bisa dikatakan kondusif. Maklum, I Nerazzurri baru saja dibekap tuan rumah Sassuolo 1-3 dalam lanjutan Serie A di Stadio Reggio Emilia, akhir pekan silam. Situasi bertambah rumit lantaran kisruh terjadi selepas pertandingan antara sebagian kecil Interisti dengan dua penggawa klub yaitu Mauro Icardi dan Fredy Guarín.
"Itu (bekerja keras untuk menang) yang bisa kami lakukan," kata Mancini kepada Sky Sport Italia dilansir Goal, Selasa (3/2).