REPUBLIKA.CO.ID, KRAMATORSK -- Pihak berwenang Ukraina mengklaim serangan separatis pro-Rusia di kota Kramatorsk menewaskan 12 orang dan membuat 64 lainnya terluka, termasuk diantaranya 29 warga sipil.
Pemerintah mengatakan, bom menghantam perumahan warga di wilayah tersebut.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan, putaran pertama serangan roket yang dilakukan separatis memang mengenai markas komando Ukraina di wilayah timur. Namun menurutnya, roket kedua yang dilancarkan separatis mendarat di permukiman warga di Kramatorsk.
Seperti dilansir Aljazirah Rabu (11/2), pemberontak membantah hal tersebut. Mereka mengatakan klaim tersebut merupakan provokasi oleh pihak berwenang Ukraina.
Pertempuran meningkat di wilayah timur Ukraina menjelang pembicaraan damai kedua pihak, yang sedianya digelar Rabu (11/2) di Minsk.
Batalion Azov Ukraina, yang setia pada Kiev juga mengumumkan akan meluncurkan serangan ke kota Novoazovsk. Mereka mengatakan, pihaknya telah menguasai sejumlah desa di sebelah timur laut Mariupol. Hal tersebut membuat pasukan separatis terdorong hingga ke perbatasan Rusia.
Namun juru bicara militer separatis Eduard Basurin membantahnya. Dalam sebuah konferensi pers ia menyatakan, pemberontak tak mundur.