Rabu 18 Feb 2015 23:32 WIB

Alumni UI Berikan Dukungan ke KPK

Red: M Akbar
Sosiolog Imam Prasodjo beserta para alumni Universitas Indonesia (UI) melakukan aksi mendukung KPK di halaman gedung KPK, Jakarta, Rabu (18/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sosiolog Imam Prasodjo beserta para alumni Universitas Indonesia (UI) melakukan aksi mendukung KPK di halaman gedung KPK, Jakarta, Rabu (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni dan mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Alumni UI dan Badan Eksekutif Mahasiswa UI serta sejumlah unsur perguruan tinggi tersebut memberikan dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kami alumni UI dan civitas akademika UI datang ingin menegaskan dan mendorong agar jangan sampai ada terjadi pelemahan KPK yang dilakukan secara sistematis, kedua tentu kita menolak terhadap pencalonan pejabat yang diduga bermasalah karena tersangka korupsi," kata perwakilan alumni UI, sosiolog Imam Prasodjo di gedung KPK Jakarta, Rabu (18/2).

Hadir lebih dari seratus alumni, mahasiswa dan civitas academica UI dengan mengenakan jaket kuning yang merupakan almamater UI lengkap dengan ikat kepala yang bertuliskan "Save KPK".

"Alhamdulilah baru saja kita dengar ada keputusan, jangan ditunda-tunda terlalu lama. Kalau hal itu terjadi maka akan menciptakan ketidakpastian dan pada saat yang sama wibawa presiden itu akan runtuh kalau semua terjadi berlama-lama," tambah Imam.

Selain menyampaikan dukungan, mereka juga menyanyikan mars UI dengan mengacungkan kepalan tangan ke atas. Sedangkan BEM UI menyatakan lima sikap terhadap KPK.

"Pertama, kami menolak segala bentuk upaya pelemahan terhadap KPK yang akan menggangu agenda pemberantasan korupsi di Indonesia, kami mendukung KPK untuk tetap fokus menjalankan fungsinya secara efektif untuk menjaga harapan rakyat terhdap pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia," kata ketua BEM UI 2015 Andi Aulia Rahman.

Selanjutnya mereka juga menolak pengangkatan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, mendesak Presiden Joko Widodo untuk lugas, tegas, mengambil sikap dan konkrit di tengah gejolak politik dan hukum yang terjadi saat ini dan terkahir meminta masyarakat termasuk mahasiswa untuk tetap konsisten dalam memperkuat rezim antikorupsi di Indonesia.

"Dalam aksi ini kami menyampaikan rasa duka cita kam terhadap matinya keadilan di Indonesia," tambah Andi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement