REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Militer Iran pada Rabu (25/2), menggelar latihan perang skala besar di dekat gerbang masuk strategis di Teluk Persia. Dalam latihan tersebut, lusinan kapal cepat Iran, menyerang replika kapal induk Amerika Serikat (AS).
Latihan perang yang tak biasa ini disiarkan langsung secara nasional. Garda Revolusi Iran menggelar latihan selang beberapa pekan dari pembicaraan nuklir Iran dengan negara Barat. Untuk pertama kalinya latihan menggunakan simbol utama dari kekuatan Angkatan Laut AS. Garis Keras Iran berharap, ini dapat mengirim pesan bahwa Iran tak berniat mundur.
"Kapal induk Amerika adalah membawa amunisi yang sangat besar, berisi banyak rudal, roket, torpedo dan segala sesuatu yang lain," kata Kepala Angkatan Laut Garda Revolusi Adm Ali Fadavi pada televisi pemerintah, dilansir AP.
Dia menambahkan, sebuah tembakan langsung oleh rudal bisa memicu ledakan sekunder yang besar. Fadavi bulan lalu mengatakan, pasukannya mampu menenggelamkan kapal induk AS dalam perang. Ia sebelumnya juga mengatakan, bahwa kapal AS merupakan sasaran empuk dan Iran menurutnya secara alami bisa menenggelamkannya.
Latihan yang diberi nama 'Great Prophet 9' tersebut, dilakukan di dekat Selat Hormuz. Di wilayah tersebut menjadi jalur bagi seperlima distribusi minyak dunia. Tentara reguler Iran kerap melakukan latihan angkatan lautnya di dekat selat tersebut pada bulan Desember.
Ketegangan di dekat selat telah menyebabkan harga minyak melonjak di masa lalu. Ini menjadi kabar baik bagi produsen minyak seperti Iran. Namun para pedagang tampaknya melakukan manuver dengan tetap tenang, mengingat harga minyak dunia terus turun hingga 50 dolar AS per barel.