REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bulog Divisi Regional Bali mencadangkan beras hingga 15.200 ton. Kepala Bulog Bali, I Wayan Budita, mengatakan stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan lima bulan ke depan.
"Apalagi Maret nanti akan ada panen raya, jadi masyarakat tak perlu khawatir soal ketersediaan beras," kata Budita saat melakukan operasi pasar di Denpasar dan Badung, Bali, Jumat (27/2).
Bulog Bali bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali menggelar operasi pasar dengan menjual beras murah sebanyak dua ton di Pasar Kreneng dan empat ton di Pasar Badung dengan harga jual Rp 7.500 per kilogram (kg). Operasi pasar akan rutin dilakukan hingga harga jual beras di Bali stabil di bawah Rp 10 ribu per kg.
Operasi pasar kali ini, kata Budita, menggunakan cadangan beras pemerintah Provinsi Bali yang disiapkan 200 ton setiap tahunnya. Masing-masng pemerintah kabupaten dan kota di Pulau Dewata juga memiliki stok 100 ton, sehingga stok Bulog masih utuh. Bulog akan terus masuk ke pasar-pasar tradisional untuk menjual beras secara bertahap.
Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menegaskan, pemerintah akan menindak tegas para mafia beras dan oknum yang melakukan penimbunan. TPID Bali akan menyasar pasar, gudang, pedagang, dan pengepul hingga harga beras stabil.
"Mafia dan pengepul dilarang keras menimbun beras sehingga tidak memberatkan rakyat," ujarnya.