REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Karim Consulting Indonesia Adiwarman A. Karim mengatakan, umat Islam sangat potensial mengembangkan ekonomi kreatif. Untuk makanan, obat, kosmetik, pakaian dan hiburan, Indonesia tidak kalah.
''Kalau produksi masa, bisa jadi kita kalah. Tapi Indonesia ini modalnya kreatifitas dan karya tangan,'' kata Adiwarman dalam Diskusi Ekonomi Syariah di Kantor Badan Perencanaa Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (4/3).
Mengutip data pertumbuhan ekspor produk fashion Indonesia pada 2009-2013 mencapai 10,59 persen. Sementara pemasok kebutuhan busana negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) adalah Cina dan India. Indonesia termasuk konsumen fesyen Muslim pada 2013 terbesar ke tiga setelah Turki dan Uni Emirat Arab dengan nilai 18,8 miliar dolar AS.
Indonesia juga punya aneka hasil kreasi aplikasi, laman, dan produk hiburan menarik. Belum lagi sembilan tujuan wisata syariah yang membuat peluang pengembangan sektor ekonomi kreatif Indonesia sangat terbuka.
Adiwarman juga tengah berupaya menemui Kepala BEKraf sebab di lembaga itulah semua industri kreatif bernaung dimana para pengusaha kreatif Muslim juga jadi bagiannya.
Agar diperhitungkan, para pengusaha Muslim di industri kreatif harus menunjukkan potensi pasar yang memang besar. Ia bahkan meminta dalam gelaran Miss Universe yang kabarnya akan diselenggarakan di Indonesia, para pesertanya menggunakan baju yang menutup aurat.
''Miss Bolivia atau Miss Venezuela dipakaikan jilbab toh tetap cantik,'' kata dia.