Kamis 05 Mar 2015 18:18 WIB

2014, BCA Bukukan DPK Hingga Rp 447,9 Triliun

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bank BCA
Foto: Republika/Wihdan
Bank BCA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 38,4 triliun atau 9,4 persen pada 2014. Total DPK menjadi Rp 447,9 triliun per Desember 2014.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dana giro dan tabungan (CASA) mencatat pertumbuhan sebesar 4,2 persen menjadi Rp 336,4 triliun pada akhir 2014.

"Dana CASA yang solid dijaga berkat tingginya volume dan frekuensi transaksi yang konsisten, ditopang oleh besarnya nasabah individu maupun bisnis yang saling terhubung melalui jaringan perbankan transaksi BCA," jelas Jahja dalam paparan kinerja Bank BCA di Hotel Kempinsky, Jakarta, Kamis (5/3) sore.

Jahja menjelaskan, dana giro naik 4,1 persen menjadi Rp 107,4 triliun pada akhir 2014 dibandingkan Rp 103,2 triliun pada akhir 2013. Dana tabungan meningkat menjadi Rp 229,0 pada Desember 2014 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 219,7 triliun.

"Untuk mencapai target likuiditas tertentu, BCA menaikkan bunga deposito untuk kategori tertentu, sehingga pertumbuhan deposito naik sebesar 28,8 persen menjadi Rp 111,5 triliun pada akhir 2014," imbuh Jahja.

Rasio dana pihak ketiga terhadap kredit atau loan to depocit ratio (LDR) tercatat sebesar 76,8 persen. Sementara secondary reserves (tidak termasuk obligasi pemerintah) tercatat sebesar Rp 63,9 triliun atau 14,3 persen dari total DPK tahun 2014. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 16,9 persen pada 2014, dibandingkan 15,7 pada tahun 2013.

"LDR kita 76,8 persen di bawah ketentuan BI minimum LDR 78 persen, kalau kurang akan kena penalti. Kita masih kena penalti walaupun sedikit," ujar Jahja.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith menambahkan, cost to fund akhir 2014 naik 66 basis poin (bps) menjadi 2,61 persen dibanding 1,95 persen pada akhir 2013. Sementara, imbal hasil (yield) atas pinjaman mengalami kenaikan 90 bps menjadi 8,71 persen pada 2014 dari 7,79 persen pada 2013.

"Yang tercermin dalam peningkatan dari NIM (net interest margin) yang naik 26 bps menjadi 6,53 persen pada 2014 dari 6,18 persen pada 2013," jelas Eugene.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement