REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan bunglon untuk mengubah warna kulitnya merupakan hal yang menakjubkan yang bisa dilakukan seekor reptil. Sejumlah ilmuwan akhirnya dapat memecahkan teka-teki bagaimana reptile tersebut dapat melakukan perubahan warna sesuai dengan lingkungan mereka tinggal.
Fisikawan dari Universitas Jenewa di Swiss, Jeremie Teyssier mengungkapkan, bunglon menggunakan nanoteknologi futuristik yang lebih canggih dari yang pernah manusia ciptakan. Itulah yang digunakan untuk melakukan perubahan warna yang luar biasa.
“Reptil itu mampu menata ulang kristal di dalam sel-sel kulit khusus mereka untuk mengubah warna dengan tujuan agar bisa menarik calon pasangan atau menakut-nakuti musuh,” ujar Teyssier seperti dikutip dilaman Dailymail, Kamis (12/3).
Proses perubahan ini melibatkan setelan aktif molekul kristal mikroskopis dalam sel-sel kulit hewan itu yang disebut iridophores. Tak hanya untuk mengubah warna kulit, iridophores memungkinkan bunglon untuk melakukan kamuflase dengan kemampuan untuk bergerak cepat dan juga melindungi bunglon dari panas yang berlebihan.
Seperti beberapa reptil lain, bunglon menampilkan berbagai macam warna yang dihasilkan bukan oleh pigmen tetapi oleh gejala optik. Gejala itu ditimbulkan oleh panjang gelombang dari pantulan cahaya Kristal-kristal kecil yang dilapisi iridophores.
Studi yang meneliti bunglon jenis panther dari Madagaskar, menemukan reptil itu secara aktif mengontrol kristal iridophore yang dapat menghasilkan warna. Teyssier mengatakan, ketika bunglon dalam keadaan tenang, jaringan padat akan tersusun dan menghasilkan warna biru. Sebaliknya, ketika bunglon dalam keadaan senang, molekul nanokristal akan menyerap pantulan warna lain seperti kuning atau merah.
Profesor Michel Milinkovitch dari Universitas Jenewa mengatakan, bunglon membagi iridophores menjadi dua lapisan. Lapisan pertama untuk perubahan warna dan lapisan kedua untuk mengurangi jumlah energi yang diserap.