REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jelang era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemuda Muslim harus ikut mempersiapkan diri dengan segala kemampuan.
"Pemuda harus mengambil peran sentral dalam pembangunan di berbagai aspek. Bangsa ini akan memasuki situasi di mana arus barang, jasa dan tenaga kerja akan menghadapi percepatan dengan melintas batas ruang dan waktu," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Beni Parmula akhir pekan lalu.
Ia mengatakan, generasi muda, khususnya organisasi kepemudaan Islam memang harus segera merespon secara sigap MEA ini. Lantaran kesiapan pemuda menghadapi MEA merupakan gambaran kesiapan Indonesia bersaing dengan sumber daya manusia (SDM) dari sembilan negara ASEAN lainnya.
Tidak terkecuali dengan melibatkan kelompok dan organisasi kepemudaan. Agar, kata dia, ada ruang yang bisa diisi oleh pemuda dan sebagai bagian penting dalam pembekalan SDM pasar bebas ASEAN.
Beni menuturkan, banyak tantangan ke depan bagi bangsa. Kebudayaan yang akan banyak mengalami pembauran dengan asing serta persaingan di sektor industri yang semakin ketat.
"Pemuda dan mahasiswa Indonesia tidak boleh sekadar menjadi penonton, pemerhati atau bahkan hanya pengekor. Kita harus menjadi pelopor pembangunan, penggerak dan mengambil banyak peranan penting untuk bersaing menghadapi tantangan global," tegasnya.