Kamis 12 Mar 2015 19:12 WIB

Tempat 'Menginap' 16 WNI yang Ditemukan

Rep: C65/ Red: Djibril Muhammad
Jubir Kemenlu RI Arrmanatha Nasir (kanan) didampingi Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal (kiri)
Foto: kemlu.go.id
Jubir Kemenlu RI Arrmanatha Nasir (kanan) didampingi Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 16 WNI yang sempat menghilang di Turki ternyata tengah ditahan otoritas keamanan setempat. Hal tersebut dikatakan Kemeterian Luar Negeri RI melalui juru bicara Arrmanantha Nasir saat ditemui di Kantor Kemenlu, Kamis (12/3).

Ia menjelaskan, kini ke-16 WNI tersebut ditampung di daerah Gaziantep, Turki. Arrmanantha atau yang akrab disapa Tata mengatakan, perwakilan Indonesia di Ankara akan menemui pemerintah setempat dan mendalami hal tersebut.

WNI tersebut ditemukan pihak kemanan Turki tengah berada di daerah perbatasan Turki dan Suriah. Diduga, mereka akan menyeberang dan bergabung dengan kelompok radikal ISIS. Namun, Tata mengaku belum mengetahui pasti dugaan tersebut dan tindakan apa yang akan diambil pemerintah Indonesia.

"Kita akan melakukan koordinasi. Perwakilan kami baru akan melihat ke sana untuk meyesuaikan data, melihat bagaimana keadaan fisiknya, setelah itu baru menentukan tindakan," ujar dia.

Sejauh ini, Tata menjelaskan pemerintah Indonesia telah gencar mengantisipasi kesertaan WNI bergabung dengan ISIS. Salah satunya dengan kerja sama intelijen dan kepolisian antar negara.

Kemenlu juga meminta KBRI di Timur Tengah untuk mengimbau warganya di sana untuk tidak terlibat dalam politik aktif ataupun mengikuti ajakan kelompok radikal.

Pemerintah juga diimbau waspada dalam memberikan visa terutama dengan tujuan Timteng. Tata mengatakan agar agar pihak terkait mencari tahu latar belakang dan juga tujuan warga tersebut. "Hal itu sebagai pencegahan WNI terlibat gerakan radikal," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement