Oleh: Bahron Ansori
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Tiada seorang Muslim pun yang membesuk saudaranya yang sakit, melainkan Allah mengutus baginya 70 ribu malaikat agar mendoakannya kapan pun di siang hari hingga sore hari dan kapan pun di sore hari hingga pagi harinya.” (Musnad Ahmad 2/110).
Syaikh Ahmad Abdurrahman al Banna dalam syarahnya menjelaskan, “Shalawat malaikat bagi anak Adam ialah dengan mendoakan agar mereka diberi rahmat dan magfirah. Sedang yang dimaksud dengan ‘kapan pun di siang hari’, yakni waktu ia menjenguk. Jika ia menjenguknya pada siang hari, malaikat mendoakannya hingga sore hari dan bila ia menjenguknya pada malam hari, malaikat mendoakannya hingga pagi hari. Karena itu, orang yang berniat hendaknya berangkat sepagi mungkin di awal siang atau bersegera begitu malam menjelang agar semakin banyak didoakan malaikat.
“Siapa yang membesuk orang sakit di pagi hari akan diiringi 70 ribu malaikat, semuanya memohonkan ampun untuknya hingga sore hari dan ia mendapat taman di jannah. Jika ia membesuknya di sore hari, ia akan diiringi oleh 70 ribu malaikat yang semuanya memintakan ampun untuknya hingga pagi dan ia mendapat taman di jannah.”(Musnad Ahmad 2/206, hadis 975).
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pada hari kiamat Allah SWT berfirman, ‘Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku’.” Dia berkata, “Wahai Rabb-ku, bagaimana saya menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?”
Dia berfirman, “Tidak tahukah kamu bahwa hamba-Ku, fulan, sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya. Tidak tahukah kamu jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisi-Nya.”(Diriwayatkan oleh Muslim, No 2569).
Menjenguk orang sakit diperintahkan Rasulullah SAW. Al Bara bin Azib RA meriwayatkan, “Nabi menyuruh kita tujuh hal dan melarang kita tujuh hal. Beliau menyuruh kita untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang teraniaya, melaksanakan sumpah, menjawab salam, dan mendoakan orang yang bersin. Dan Nabi SAW melarang kita memakai wadah (bejana) dari perak, cincin emas, kain sutra, dibaj (sutra halus), qasiy (sutra kasar), dan istibraq (sutra tebal).” (Bukhari No 1239; Muslim No 2066).
Menjenguk orang sakit memiliki beberapa manfaat, di antaranya, pertama, menjenguk orang sakit berpotensi memberi perasaan dan kesan kepadanya bahwa ia diperhatikan orang-orang di sekitarnya, dicintai, dan diharapkan segera sembuh. Hal ini dapat menenteramkan hati si sakit.
Kedua, menjenguk orang sakit dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti dari pasien. Hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh.
Ketiga, mencari tahu apa yang diperlukan si sakit. Keempat, mengambil pelajaran dari penderitaan yang dialami si sakit. Kelima, mendoakan si sakit. Keenam, melakukan rukiyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Alquran) yang syar’i.
Betapa besar perhatian Nabi SAW agar setiap Muslim mau membesuk saudara Muslimnya yang sakit, baik yang sakit itu anak kecil maupun dewasa, orang tua, dari kaum laki-laki maupun wanita. Sakit ringan maupun berat. Yang sakit terpelajar atau bukan, orang kota maupun desa, pejabat maupun rakyat jelata, miskin maupun kaya, mengerti makna menjenguk orang sakit ataupun tidak.