Rabu 18 Mar 2015 18:21 WIB

Baca Al-Fatihah, Hati Maryam Noor Gemetar

Mualaf
Foto: Onislam.net
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGLOW -- Maryam Noor lahi di Skotlandia. Sejak kecil ia diajarkan untuk tidak percaya kepada Tuhan. Aturan ini membuat keluarganya tidak pernah sekalipun membicarakan agama. “Kami hanya belajar agama di sekolah, itu pun dilarang untuk dibicarakan di rumah,” kata dia seperti dilansir Onislam, Rabu (18/3).

Meski jauh dari agama, Maryam diam-diam menyimpan pertanyaan tentang agama. Banyak informasi yang diperolehnya, ini termasuk soal Tuhan. “Saya selalu membuka hati untuk agama manapun. Saya sudah mengunjungi gereja, tapi saya tidak pernah berpikir tentang Islam,” kata dia.

Ketertarikan Maryam terhadap Islam sempat muncul. Namun, perang di Irak sempat meruntuhkan penilaiannya terhadap Islam.

“Tapi saya tahu tidak semua informasi tentang Islam dan Muslim itu benar. Karenanya, saya niat mencari guru yang mampu mengajarkan saya tentang islam secara benar,” kata dia.

Sepanjang pencarian itu, Maryam selalu berdoa kepada Allah  agar dipermudah. Itu dilakukannya selama dua tahun terakhir.  Doanya terkabul. Ia dipertemukan dengan ulama asal Arab. 

“Saya diminta untuk membaca dan bertanya. Ini termasuk soal Alquran. Alhamdulillah,” kata dia.

Mulailah, Maryam belajar. Ia baca surat Al-Fatihah. Saat membacanya, jantung Maryam berdegup kencang. “Saya berkeringat, gemetar.  Mungkin ini membuat saya memperoleh kebenaran,” kata dia.

Tak berselang lama, ulama itu mengatakan hal mengejutkan kepada Maryam. “Margaret (nama Maryam sebelum memeluk Islam) Anda akan menjadi Muslim,” kata Ulama itu.

Mendengar perkataan itu, Maryam terkejut. “Saya membaca Alquran bukan untuk menjadi Muslim tetapi membantah informasi bohong soal Islam dan Muslim,” ucap dia.

Seiring perjalanan waktu, Maryam terus intens mempelajari Islam. Hingga pada akhirnya, Maryam akhirnya mengucapkan syahadat. Usai bersyahadat, ulama yang membimbingnya memberinama Maryam.

“Setelah bersyahadat, saya belumlah menjadi Muslim yang baik. Saya menghadapi situasi sulit. Banyak yang mengganggap saya gila. Hanya anak saya yang mendukung,” kata dia.

Kesulitan lain, Maryam hidup di negara sekuler. “Saya satu-satunya Muslim di tempat tinggal saya.  Tapi saya tak berhenti untuk berdoa agar diberikan kemudahan,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement