Selasa 24 Mar 2015 07:55 WIB

Walisongo dalam Berdakwah tak Gunakan Kekerasan

Rep: c13/ Red: Agung Sasongko
Dakwah AFKN di pelosok Papua.
Foto: Dok AFKN
Dakwah AFKN di pelosok Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai penyebaran Islam yang rahmatal lil ‘alamin bisa menjadi cara untuk mengurangi gerakan radikalis yang ada di Indonesia. PBNU berharap ajaran Islam yang damai ini bisa diperluas lagi penyebarannya kepada umat Islam yang ada di Indonesia.

“Penyebaran ajaran Islam rahmatal lil ‘alamin perlu diperluas lagi,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, Marsudi kepada ROL, Senin (23/3).

Menurut Marsudi, penyebaran Islam yang damai itu bisa diterapkan ke dalam pendidikan maupun dakwah-dakwah yang disampaikan. Intinya, umat Islam harus bisa mendapatkan pengajaran dan pemahaman agama yang tidak menyimpang. Namun, tugas penyebaran ajaran Islam damai ini bukan berarti harus disampaikan oleh ulama-ulama atau forum-forum tertentu seperti pada saat khutbah Jumat.

“Siapa saja, semua orang bisa dan perlu bicara bahwa Islam itu rahmatal lil alamin dan mengatakan bahwa berjuang dengan kekerasan itu mudharat-nya besar,” ungkap Marsudi.

Bahkan, dalam sejarah Islam di Indonesia, yakni Walisongo tidak pernah mengalirkan darah untuk menyebarkan ajaran Islam. Untuk itu, dia mengaku sangat menyayangkan jika terdapat sekelompok orang yang memperjuangkan nama Islam tapi melakukan kekerasan.

Marsudi mengaku, kurikulum juga memiliki peranan penting dalam membina generasi bangsa. Menurutnya, pemahaman Islam yang rahmatal lil ‘alamin itu perlu diterapkan dalam pendidikan bangsa melalui kurikulum. Misal, lanjutnya, menjadikan referensi atau buku pelajaran yang bisa membina anak bangsa agar terhindar dari pemahaman yang menyimpang, baik dalam agama maupun negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement