REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi V Kemenpora Gatot Dewa Broto mengungkapkan alasan polisi membiarkan Arema Cronus dan Persebaya bertanding dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Kata Gatot, polisi khawatir laga tersebut akan menimbulkan kerusuhan jika dihentikan.
Polisi sama sekali belum mengeluarkan izin keramaian untuk dua klub bermasalah di ISL. Alasan itu disampaikan kepolisian saat Gatot menyambangi markas besar (mabes) Polri pada Senin (6/4).
"Polisi hanya khawatir dengan kerusuhan jika laga dihentikan," ujar Gatot menyampaikan alasan kepolisian itu pada ROL, Rabu (8/4).
Saat kunjungan ke Mabes Polri itu, pihak kepolisian meminta Kemenpora untuk menetapkan sanksi pada dua klub sebelum bertanding lagi. Sehingga polisi memiliki alasan untuk menghentikan laga dua klub bermasalah.
"Polisi minta kita mengeluarkan sanksi dulu baru bisa melarang mereka bertanding," kata Gatot lagi.
Sementara itu, kemenpora sudah menandatangani sanksi terhadap pelanggaran rekomendasi yang diberikan BOPI. Tapi, sanksi itu hingga kini masih dirahasiakan Kemenpora. Padahal hari ini adalah laga kedua Persebaya lawan Pusamania Boreneo di Gelora Bung Tomo.
"Yang jelas kita sudah tandatangani sanksinya dan segera disampaikan pada yang terkait," sebut Gatot.
Sebelumnya, Arema juga sudah meraij empat poin dari dua laga awalnya. Klub Malang itu menahan imbang Persija dengan skor 4-4. Sedangkan kemarin Arema berhasil membungkam Barito Putera 1-0.