REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan PT Liga Indonesia dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) berujung tanpa hasil. Kedua pihak saling keras kepala dalam mencari solusi terbaik untuk mengembangkan kompetisi sepak bola yang profesional.
''Kami memang menyinggung itu pada pembicaraan tersebut,'' kata CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono merujuk pada persoalan tidak lolosnya Persebaya dan Arema untuk mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.
Pertemuan kedua pihak itu dilakukan di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Rabu (8/4). Dalam pertemuan dua jam itu kedua pihak saling bersikap keras kepala untuk memertahankan pendapatnya masing-masing.
PT Liga berketetapan bahwa dari 18 klub yang berlaga di kompetisi ISL berhak untuk mengikuti kompetisi. Sebaliknya BOPI juga ngotot dengan hasil verifikasi yang menyatakan Persebaya dan Arema dinyatakan tidak layak untuk mengikuti ISL 2015.
"Tak ada penyelesaian dalam pertemuan dengan BOPI tadi," kata Joko kembali.
Menurutnya PT Liga sudah menjalankan aturan sebagaimana mestinya. Sebanyak 18 klub bisa berlaga karena PT Liga eksekusi putusan PSSI lewat komite eksekutif. Sehingga PT Liga punya kewenangan untuk menetapkan junlah, siapa klub yang bermain dan kapan kompetisi dijalankan.
"Kami tetap mainkan 18 klub karena mengacu pada putusan PSSI," kaga CEO PT Liga yang juga menjabat sebagai sekjen PSSI.
Sementara itu, BOPI masih menunggu pernyataan damai secara tertulis dari Arema dan Persebaya. Jika itu terpenuhi hingga besok. Maka, harapan PT Liga terwujud untuk mainkan 18 klub dengan catatan Arema dan Persebaya tetap mendapat sanksi.