REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merosotnya harga minyak global membawa keuntungan mayoritas negara berkembang di Asia Timur, utamanya, Kamboja, Laos, Filipina, Thailand, dan negara-negara pasifik. Namun, negara pengekspor minyak seperti Malaysia dan Papua New Guinea akan mengalami perlambatan dan penurunan pendapatan pemerintah.
Di Indonesia, dampak dari melorotnya harga minyak ditentukan oleh seberapa besar penurunan harga komoditas batu bara dan ekspor gas. Chief Economist of of the World Bank's East Asia and Pacific Region Sudhir Shetty mengatakan, negara-negara Asia Timur Pasifik telah berkembang walaupun terjadi ketidakstabilan perbaikan global dari krisis finansial. Namun, sejumlah risiko masih tetap ada untuk sejumlah wilayah, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
''Untuk menyelesaikan masalah memperbaiki kebijakan fiskal adalah kunci,'' kata dia, melalui video conference dari Singapura, Senin (13/4).
Menurut Sudhir, dengan adanya penurunan harga minyak, negara-negara importir dan eksportir harus mereformasi harga energi agar kebijakan fiskal yang berkelanjutan dan senilai.