REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah musuh terbesar Moskow. Pernyataan perang ini terlepas dari hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat selama Rusia memendam konflik dengan Ukraina.
"Saya percaya ISIS adalah musuh terbesar kami saat ini," kata Lavrov dalam wawancara dengan stasiun radio Rusia, dilansir Daily Star, Rabu (22/4).
Lavrov mengatakan, ratusan warga Rusia, ratusan orang Eropa, ratusan orang Amerika telah berjuang ke luar negara hanya untuk bergabung dengan ISIS. Menurutnya, fenomena kehadiran ISIS tak mungkin dibiarkan saja.
"Ini adalah masalah negara, ini adalah masalah dari tatanan dunia yang harus diselesaikan melalui perundingan," lanjut Lavrov.
Selain Rusia, baru-baru ini Turki juga mengecam keras aksi ISIS yang kian brutal. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meluncurkan salah satu serangan verbalnya.
Sebelumnya, Ankara juga telah berulang kali dikritik dalam beberapa bulan terakhir karena dianggap tidak cukup bernyali untuk menghentikan perkembangan ISIS yang dekat dengan perbatasan negaranya. Erdogan menyampaikan serangannya, diketahui usai bertemu dengan Presiden Irak Fuad Masum.