REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Harian lokal The Himalayan Times mengutip pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat Nepal Gaurav Shumsher J.S. Rana bahwa jumlah korban jiwa akibat gempa di Kathmandu bisa melebihi 10.000. Daerah bukit di Nepal adalah yang paling parah diguncang gempa pada Sabtu lalu (25/4).
Sampai Sabtu, jumlah korban jiwa akibat gempa kuat di Nepal naik jadi 6.624 dan sebanyak 14.025 orang lagi cedera. Berbagai upaya dilancarkan untuk menemukan mayat korban dari bawah reruntuhan.
Sementara itu, duta besar Uni Eropa mengatakan sebanyak 1.000 orang dari Uni Eropa, kebanyakan wisatawan dan pendaki, masih belum ditemukan di Nepal. Ia juga mengatakan 60 sampai 65 tim pertolongan internasional menawarkan bantuan dalam operasi pencarian dan pertolongan.
Namun ia juga mengeritik Kelompok Penasehat Pencarian dan Pertolongan Internasional (INSARAG) karena gagal menanggapi gempa tersebut dalam waktu 30 jam setelah tragedi itu. "Seringkali INSARAG menanggapi tragedi semacam itu dalam waktu 30 jam, tapi dalam masalah jam, organisasi tersebut gagal memberi bantuan dalam waktu 30 jam," kata duta besar.
Para pejabat Nepal dan negara asing pada Jumat bergelut untuk menemukan ribuan orang yang masih hilang setelah terjadinya gempa sangat kuat pekan lalu. Sementara itu, makanan dan barang bantuan sudah mulai mengalir ke pihak yang terperangkap di daerah-daerah terpencil Nepal. Banyaknya pelancong yang tidak melapor kepada kedutaan besar di Nepal menyulitkan pencarian korban.