Ahad 03 May 2015 19:45 WIB

Bandara Nepal Kesulitan Tangani Pesawat Bantuan Kemanusiaan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Warga membersihkan sisa puing dari gempa susulan di kawasan Bhaktapur, Nepal, Sabtu (1/5).
Foto: Reuters
Warga membersihkan sisa puing dari gempa susulan di kawasan Bhaktapur, Nepal, Sabtu (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Bandara internasional Kathmandu Nepal, ditutup untuk pesawat-pesawat besar, Ahad (3/5). Meski sebagian besar membawa bantuan untuk korban gempa, pihak bandara mengatakan ini untuk kebaikan bandara.

Manajer Bandara Internasional Tribhuwan, Birendra Shrestha mengatakan pesawat besar merusak landasan pacu. Landasan tersebut hanya mampu beroperasi untuk jet atau pesawat berukuran medium, bukan pesawat kargo dan pesawat militer yang besar.

Dalam beberapa hari terakhir, pesawat besar masih diizinkan berlalu lalang menyampaikan bantuan. Namun, bandara kecil tersebut hanya memiliki sembilan slot parkir jet dan satu landasan pacu.

Laporan lain menyebut beberapa pesawat bantuan dari luar negeri harus mengantri atau bahkan kembali pulang karena tidak bisa ditampung bandara. Landasan pacu kini dilaporkan retak.

Menurut Shrestha, pihak berwenang menemukan kerusakan di landasan. Bandara internasional satu-satunya di Nepal ini juga satu-satunya bandara yang dapat menangani pesawat jet.

Padahal, bantuan sangat diperlukan di banyak tempat terutama daerah terpencil. Masyarakat protes dan mengatakan tidak melihat aktivitas pemberian bantuan atau distribusi relawan di area membutuhkan. Beberapa wilayah bahkan belum tersentuh bantuan.

Sementara pejabat PBB mengatakan risiko penyebaran penyakit semakin meningkat. Helikopter sangat dibutuhkan untuk mencapai desa-desa di pengunungan yang sulit diakses.

Pihak berwenang Nepal mengonfirmasi korban tewas karena gempa telah melebihi 7 ribu orang, Ahad (3/5), tepatnya 7.040 orang. Pihak berwenang Kementerian Dalam Negeri, Laxi Dhakal mengatakan harapan menemukan korban selamat semakin pudar.

Nepal diguncang lebih dari 70 gempa susulan setelah gempa Sabtu pekan lalu. Desa kecil di distrik Sindupalchok menyumbang jumlah korban tewas terbanyak dibanding wilayah lain, yaitu 2.560 orang. Sementara Kathmandu yaitu 1.622 orang. PBB mengatakan 90 persen rumah di Sindupalchok hancur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement