REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pemain gelandang kiri Persipura Jayapura Roni Esar Beroperay berharap agar Indonesia Super League (ISL) atau QNB League kembali bergulir seperti semula. Sehingga sepak bola Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA yang bisa berimbas kepada semua aspek pendukung.
"Harapan saya yang pertama adalah liga harus tetap berjalan karena di liga ini kan kita tidak tahu ada pemain yang mungkin sudah kerja (PNS, usaha sampingan) dan yang belum kerja," kata Roni Esar Beroperay di Kota Jayapura, Papua, Jumat (8/5).
Persoalan yang akan muncul akibat dampak dari tidak berjalannya ISL adalah pemain (bisa) tidak mendapatkan gaji, apalagi jika pemain tersebut tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
"Yang menjadi masalahnya adalah jika ada pemain yang belum kerja, yang mata pencahariannya hanya murni pada sepak bola," katanya.
Untuk itu, kata pemain yang mengawali karir sepak bola di PSBS Biak, sebelum bermain untuk PS Uncen, tim Pra PON dan PON Papua itu, mempunyai harapan agar ISL harus tetap berjalan.
"Bagaimana pun masalahnya harus diselesaikan dan liga dijalankan supaya tidak merugikan ke tim-tim yang sudah mengeluarkan dana yang begitu banyak," katanya.
"Sudah pasti tim-tim ISL dan Divisi Utama dirugikan dengan dana yang dikeluarkan begitu banyak. Apalagi Persipura yang mengikuti dua kompetisi yang berbeda sehingga sudah tentu yang dikeluarkan untuk berbagai keperluan begitu banyak," lanjutnya.
Jika ISL dan Divisi Utama tidak kembali digulirkan, kata pemain yang sempat membela Timnas U-23 itu maka kerugian lainnya juga sudah pasti akan menanti, pemain tidak menerima haknya, sponsor dirugikan dan bisa tarik diri, pembinaan sepak bola jadi mundur.
"Maka itu, kalau pribadi saya, liga bisa tetap dijalankan supaya masyarakat Indonesia khususnya Papua tidak tanya sana-sini, karena hanya mendapatkan hiburan lewat sepak bola, intinya liga itu dijalankan," katanya.