Kamis 28 May 2015 06:42 WIB

Harga Minyak Dunia Bakal Turun 3 Persen

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indah Wulandari
Sebuah mesin berat memompa minyak mentah dari ladang minyak di Lubbock, Texas (ilustrasi)
Foto: En.wikipedia.org
Sebuah mesin berat memompa minyak mentah dari ladang minyak di Lubbock, Texas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Harga minyak mentah dunia diperkirakan turun hingga tiga persen karena nilai dolar Amerika Serikat kembali menguat dua hari berturut-turut, Rabu (27/5).

Kelompok industri American Petroleum Institute (API) mengatakan, persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel pekan lalu.

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters dari sembilan analis memperkirakan, persediaan minyak mentah AS kini rata-rata 900 ribu barel. Data US Energy Information Administration (EIA)  yang dirilis Jumat (30/5) mendatang, menunjukkan seberapa akurat estimasi di atas.

Dolar melonjak terhadap sejumlah mata uang utama di dunia mengikuti spekulasi kenaikan suku bunga AS dalam beberapa tahun. Ini membuat komoditas berdenominasi dolar, termasuk minyak, kurang terjangkau oleh mata uang lainnya.

Faktor-faktor lain yang ikut mendorong penguatan dolar adalah peringatan Prancis ke Iran bahwa pihaknya siap memblokir kesepakatan akhir tentang program nuklir Teheran. Iran membutuhkan kesepakatan nuklir untuk membuka sanksi terhadap ekspor minyak mentah dari AS.

Harga minyak mentah jenis Brent crude (LCOc1) turun 1,66 dolar AS atau 2,6 persen menjadi 62,06 dolar AS per barel. Harga minyak mentah jenis US crude (CLc1) juga turun 52 sen atau satu persen menjadi 57,71 dolar AS per barel.

Brent premium untuk minyak mentah AS jatuh 4,49 dolar AS dan merupakan angka terendah sejak pertengahan April, sebelum menguat tipis 4,70 dolar AS di akhir sesi perdagangan kemarin.

"Kami masih melihat penguatan dolar sebagai syarat tambahan slip harga ke kami, yaitu 49 dan 54 dolar AS masing-masingnya untuk West Texas Intermediate (WTI) crude dan Brent," kata penasehat Pasar Ritterbusch & Associates di Chicago, Jim Ritterbusch dilansir dari Reuters, Kamis (28/5).

Ritterbusch berharap, dolar AS akan terus menguat dalam waktu dekat. Dia juga berharap EIA akan mengumumkan produksi mintak mentah hingga dua juta barel dan bensin 800 ribu barel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement