REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Ribuan sekolah di seluruh kabupaten yang dilanda dua gempa bumi besar di Nepal, kembali beroperasi, Ahad (31/5). Mengingat sebagian besar gedung sekolah rusak dan tidak aman, Departemen Pendidikan Nepal mengintruksikan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di ruang kelas sementara yang telah disediakan.
Gempa bumi pada tanggal 25 April dan 12 Mei menewaskan 8.693 orang dan melukai 22.221 lainnya. Diperkirakan lebih dari 90 persen sekolah hancur di distrik terburuk-hit dari Gorkha, Sindhupalchok dan Nuwakot. Hampir 24.000 ruang kelas rusak atau hancur.
Seorang guru di sekolah Changuranayan di wilayah timur Kathmandu Niraj Kayanstha mengatakan, sekitar setengah dari total 400 siswa yang ada di Nepal datang ke sekolah pada hari Minggu. Mereka tidak belajar tetapi menyanyi dan menari serta berbincang dengan para guru tentang pengalaman mereka selama gempa bumi.
Seperti dilansir USA Today, Ahad (31/5), Inspektur pemerintah dikirim ke sekolah-sekolah menempelkan stiker hijau untuk bangunan yang aman dan stiker merah untuk sekolah yang rusak parah.
Menurut UNICEF, tingginya angka putus sekolah di Nepal sudah menjadi perhatian utama. Sekitar 1,2 juta anak-anak antara usia 5 dan 16 mengalami putus sekolah.