REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kepala Eksekutif Malayasia Airlines Christoph Mueller mengatakan secara teknis Ia mengaku perusahaannya telah bangkrut. Hal ini dia sampaikan setelah mengumumkan program restrukturisasi dan berencana memecat sekitar enam ribu pegawainya. Kebangkrutan ini menyusul dua bencana udara yang menimpa armadanya pada akhir tahun lalu.
“Secara teknis kami telah bangkrut. Penurunan kinerja telah dimulai jauh sebelum tragedi tragis (kecelakaan pesawat Malaysia Airlines) terjadi pada 2014,” ungkap Mueller, seperti dilansir BBC News, Senin (1/6).
Selain itu, Mueller juga meyampaikan Malaysia Airlines akan melakukan rebranding atau pelabelan ulang maskapai tersebut pada 1 September mendatang. Ia memprediksi akan ada perubahan nama maskapai yang sekarang sedang dirinya pimpin itu.
Proses rebranding dilakukan karena Mueller yakin, di beberapa tempat, nama Malaysia Airline telah rusak citranya. Namun terkait perubahan nama atau bahkan logo, Mueller berjanji akan mengumumkan lagi hal itu.
Pada Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines, yakni MH-370 menghilang dan tidak tidak berhasil ditemukan. 239 penumpang beserta awak yang berada di pesawat tersebut diyakini telah tewas dalam insiden tersebut.
Empat bulan kemudian, penerbangan maskapai Malaysia Airline lainnya, yaitu MH-17, ditembak jatuh oleh kelompok tak dikenal di wilayah konflik Ukraina dengan Rusia. Dalam kejadian tersebut, 298 penumpang bersama awak pesawat juga dilaporkan tewas.