REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sebanyak empat orang nelayan asal Cilacap dilaporkan hilang saat melaut di perairan Laut Selatan.
Keempat nelayan yang seluruhnya merupakan warga Jalan Kolonel Sugiono Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap tersebut, dilaporkan hilang sejak Rabu (3/6) saat mencari ikan dengan menggunakan kapal compreng Amar Jaya.
"Dengan menggunakan kapal jenis compreng seperti itu, biasanya mereka pulang melaut pada siang hari. Tidak sampai menginap di laut. Namun hingga hari ini, kapal mereka masih belum kembali," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono, Kamis (4/6).
Menurutnya, keempat nelayan hilang yang terdiri dari Waryono (50), Wardi (25), Sentot (47), dan Sirus (60), biasanya tidak mencari ikan di lokasi perairan yang cukup jauh dari pantai Cilacap. Biasanya, para nelayan Cilacap dengan jenis kapal ini hanya mencari ikan di lokasi perairang berjarak 2 km dari garis pantai Cimiring, Pulau Nusakambangan, hingga Srandil, Adipala Cilacap.
Meski demikian dia mengakui, upaya pencarian yang dilakukan pihaknya belum bisa dilakukan dengan menyusuri perairan yang biasa menjadi tempat nelayan mencari ikan. Hal ini karena peralatan yang dimiliki Basarnas Cilacap sangat terbatas, sementara gelombang laut selatan sejak beberapa hari terakhir cukup tinggi.
Sementara untuk menghubungi mereka, pihak Basarnas tidak melakukan karena perahu mereka memang tidak dilengkapi dengan peralatan radio komunikasi yang memadai. "Karena itu, pencarian yang kita lakukan pada hari ini hanya bisa kita fokuskan di garis pantai. Namun sejauh ini, kita belum berhasil menemukan apa pun," jelasnya.
Menurutnya, untuk melakukan pencarian tersebut pihaknya telah menerjunkan 15 personel Basarnas dan relawan. Dari jumlah itu, sebagian diterjunkan menyusuri pantai di sisi selatan Nusakambangan. Sedangkan sebagian lainnya, menyusuri garis pantai mulai dari Teluk Penyu hingga wilayah pantai Kecamatan Adipala.
Mulwahyono menyebutkan, saat menerima laporan adanya 4 nelayan yang hilang, pihaknya sebenarnya juga sedang melakukan pencarian terhafap seorang pemancing bernama Sri Daryanto (38), warga Jalan Tanjung, Cilacap, yang dilaporkan hilang di selatan Nusakambangan, Ahad (31/5). Hingga kini, korban pemancing tersebut juga belum ditemukan.
"Dengan adanya laporan 4 nelayan hilang, personil yang kami terjunkan juga kami tugaskan untuk mencari keberadaan nelayan tersebut," katanya.
Dia juga menambahkan telah berkoordinasi pihak Pangkalan TNI Angkatan Laut, Satuan Polisi Air, pengelola Staisun Radio Pantai dan para ketua rukun-rukun nelayan, untuk membantu pencarian keempat nelayan tersebut. "Kami berharap dengan melibatkan seluruh pihak terkait ini, maka upaya pencarian bisa lebih dimaksimalkan," jelasnya.
Kerkait kondisi laut selatan ini, pihak Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY yang cukup tinggi. Dalam peringatan dini itu disebutkan, tinggi gelombang laut Samudra Hindia selatan Pulau Jawa hingga 7 Juni 2015, akan mencapai kisaran 3-5 meter.
"Gelombang laut setinggi ini bisa menjungkirbalikkan perahu-perahu kecil nekad mancari ikan di perairan selatan Jawa Tengah,'' kata prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan. Bahkan pada awal kapal yang menarik kapal tongkang batubara untuk memasok PLTU Cilacap, diminta juga untuk waspada.
Menurut dia, gelombang tinggi tersebut terjadi karena pengaruh peningkatan kecepatan angin yang bertiup di atas wilayah perairan selatan Jateng-DIY.
"Peningkatan tinggi gelombang ini karena adanya peningkatan kecepatan angin yang bertiup dari arah timur hingga tenggara, kecepatannya berkisar 10-30 knots," tegasnya.