Senin 08 Jun 2015 14:36 WIB
Pencopotan Dirut Bulog

Ditanya Pencopotan Dirut Bulog, Ini Jawaban Mentan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dirut Bulog Lenny Sugihat
Dirut Bulog Lenny Sugihat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman enggan berkomentar soal kabar pelengseran Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno per hari ini, Senin (8/6). Ia hanya mengatakan ingin fokus soal produksi pangan saja.

"Saya membahas soal cabai, beras, bawang," katanya ketika ditanya soal reformasi birokrasi di Bulog. Ditanya soal pengaruh perubahan tersebut pun, ia tetap tutup mulut dan hanya menjawab dengan senyum.

Seperti diketahui, Bulog terkait dengan Kementan soal pasokan pangan terutama beras nasional. Ia juga kerap berkoordinasi dengan Kementan dalam hal penyerapan beras petani.

Ditanya soal keterkaitan pemberhentian dengan kinerja Bulog dalam menyerap beras Bulog, Mentan pun hanya menyarankan agar wartawan menanyakannya langsung pada pihak terkait.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat diberhentikan dari jabatannya. Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari Soebekty mengatakan, Surat Keputusan pemberhentian Direktur Utama tersebut akan diserahkan Senin (8/6).

Karier Lenny Sugihat di Bulog terbilang cukup singkat. Lenny yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengendalian Resiko di Bank BRI itu resmi mengepalai Bulog pada awal 2015, menggantikan Sutarto Alimoeso yang telah memasuki masa pensiun pada 20 November 2014 lalu.

Mengawali masa jabatannya, Leny sempat mengatakan ingin memprioritaskan stabilisasi harga serta menjamin ketersediaan pangan. Selain itu, dia juga Lenny berjanji akan melakukan efisiensi operasional dan tata niaga untuk menjamin ketersediaan bahan pangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement