REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Sebuah pameran hologram yang berlangsung di tengah konvensi hak asasi manusia, di Jenewa dan New York memberi pengetahuan akan tantangan yang dihadapi oleh warga Aborijin Australia penyandang disabilitas.
Kreator hologram tersebut, Belinda Mason, berbicara dengan 30 warga Aborijin dan Selat Torres yang memiliki keterbatasan fisik atau mental untuk menghasilkan pameran bertajuk ‘Unfinished Business’, yang baru-baru ini dipamerkan di Darwin.
Pameran ‘Unfinished Business’ ini diluncurkan pada tahun 2013 di Kantor PBB di Jenewa, bertepatan dengan Komite Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Belinda awalnya diminta oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengambil foto yang menggambarkan tentang disabilitas di Australia.
"Ketika saya ditanya, hanya ada jawaban yang jelas dan itulah situasi warga Aborijin dan Selat Torres yang mengalami disabilitas. Bahwa mereka adalah orang-orang penyandang disabilitas yang paling terdampak," jelasnya belum lama ini.
Ia mengatakan, hal itu ternyata tidak asing bagi penduduk pribumi Australia.
"Menakjubkan untuk mendengar bahwa di Amerika Serikat, untuk membuat orang-orang asli Amerika datang dan menceritakan kisah ini, mereka sama saja. Anda bisa mengganti semua orang dan bisa tahu semua kisah ini," ungkap Belinda.
Ia berbicara kepada 30 penduduk asli Australia tentang hidup dengan kondisi disabilitas, baik yang ada di tengah masyarakat terpencil dan kota-kota besar.
Proyek ini bertujuan untuk menantang prasangka yang ada dan kesalahpahaman tentang disabilitas, ujar Belinda.