REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kaum Nahdliyin menyatakan siap membantu Presiden Jokowi mengatasi berbagai masalah pemerintah.
“Saya harap NU bisa menjawab tantangan bangsa ke depan. Tantangan kita banyak, yang kalau saya sebutkan tidak selesai sehari,” kata Jokowi dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (14/6).
Di antara tantangan bangsa tersebut, lanjut Jokowi, adalah mafia migas, narkoba, illegal fishing, dan pangan. Sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, NU diminta bisa ambil bagian dalam penanganan tantangan-tantangan tersebut.
“Setiap hari ada 7.000 pelaku illegal fishing yang melintasi perairan Indonesia, yang semua harus bersama-sama kita selesaikan,” lanjut Jokowi.
Mendengar itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, sudah semestinya NU ambil bagian dalam menjawab tantangan bangsa ke depan.
“Bersama stakeholder dan elemen bangsa lain, memang sudah semestinya NU ikut menjawab tantangan bangsa. Sejarah mencatat NU adalah bagian dari pendiri bangsa, NU ikut memiliki saham atas negara ini, maka menjadi tugas NU ikut mengatasi permasalahan bangsa,” kata Kiai Said.
Di antara kesiapan NU dalam menjawab tantangan bangsa, dalam Muktamar ke-33 mendatang akan dibahas hukum penenggelaman kapal asing pelaku pencurian ikan, sebagaimana tengah gencar dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Muktamar juga akan membahas permasalahan-permasalahan lain, seperti hukum advokat dalam perspektif fikih dan UU Kerukunan Umat Beragama.